wpfoto: dokumen pribadi Ramon Tungka

Published: Majalah Panorama, edisi Mei – Juni 2014

Ramon Yusuf Tungka dikenal sebagai aktor dan presenter acara traveling di sebuah stasiun televisi swasta. Awalnya, ia bercita-cita untuk berkeliling dunia. Namun gara-gara profesinya sebagai presenter, ia justru jatuh cinta untuk keliling Indonesia.

 

Apa yang membuat Ramon suka traveling?

Awalnya dulu dari bapak saya yang sering bepergian ke luar negeri dan luar kota. Pulang dari traveling biasanya saya sering dibawakan suvenir. Jadi di rumah saya waktu itu sudah terpajang suvenir dari banyak negara. Saya hanya bisa bengong melihatnya saja. Suatu ketika saya bertanya pada bapak saya, kapan diajak pergi keliling dunia dan beliau menjawab bahwa saya akan melakukannya sendiri suatu saat nanti.

Ramon baru saja menyelesaikan ekspedisi “100 Hari keliling Indonesia”. Apa pendapat Ramon tentang traveling di Indonesia?

Indonesia ini tak akan habis dieksplor sampai kapan pun. Kalau pun saya habiskan hidup saya untuk menjelajahi Indonesia, saya tak tahu harus berapa kali mengalami reinkarnasi untuk menyelesaikannya. Laut yang bagus kita punya, pantai dan pulau yang indah kita juga punya, gunung yang cantik juga ada dan kebudayaan tradisional kita ini seperti harta karun yang tak pernah habis.

Sepertinya sekarang jadi jatuh cinta pada traveling di Indonesia?

Betul tapi bukan berarti saya tak suka traveling ke luar negeri. Ibaratnya mungkin seperti sebelum kita bertamu ke rumah orang lain, sebaiknya kita mengenal dulu tempat tinggal kita secara lebih baik. Banyak sekali yang bisa kita lihat dan pelajari di Indonesia.

Pendapat Ramon tentang Eco-tourism atau green traveling yang kini sedang menjadi tren?

Kita masih harus belajar lagi. Saya masih sering menemukan situs-situs wisata yang bagus tapi kotor. Saya rasa ini perlu ketegasan dari banyak pihak. Pemerintah dan pengelola situs wisata harus bertindak tegas. Buat aturan tentang sanksi membuang sampah sembarangan dan berlakukan juga dengan konsisten sanksinya.

Cara apa yang paling tepat untuk mengedukasi wisatawan dan pemerintah untuk lebih peduli?

Wisatawan bisa diedukasi dengan banyak cara. Salah satunya dengan menulis di blog dan mengajak mereka untuk lebih peduli. Kalau pemerintah sepertinya masih agak sulit. Banyak blogger yang kini justru berperan aktif dalam kepedulian wisata lokal daripada dinas pariwisata setempat karena para blogger ini mau melihat langsung apa yang ada di lapangan. Tapi saya juga berterima kasih pada pemerintah yang sekarang rajin menggelar festival-festival di daerahnya masing-masing. Ini salah satu cara untuk kembali mengenalkan Indonesia pada warganya sendiri.

Beberapa destinasi wisata lokal dibilang sangat mahal untuk dikunjungi dan orang memilih ke luar negeri. Pendapat Ramon?

Memang betul, beberapa lokasi seperti Raja Ampat dan Pulau Komodo terbilang mahal. Tapi biarlah tetap mahal. Kenapa? Karena memang setimpal dengan apa yang akan didapat. Jangan melihat harganya dulu. Bayangkan saja kalau lokasi-lokasi seperti ini bisa dikunjungi dengan biaya murah, nanti justru bisa rusak dan kotor. Tinggal cara kita saja bagaimana meyakinkan orang untuk mau mengunjungi tempat-tempat ini. Percayalah, tak akan rugi mengeluarkan biaya besar untuk mengunjungi Raja Ampat.

Sebagai presenter, bagaimana Ramon melihat berkembangnya media travel dan traveling sebagai gaya hidup?

Itu justru bagus sekali. Sebetulnya pariwisata Indonesia ini terlalu banyak melirik devisa padahal kita butuh turis lokal. Warga kita banyak yang kurang mengenal negerinya sendiri. Untuk apa susah-susah menarik turis asing padahal turis lokal adalah yang kita butuhkan. Jadi tren traveling sebagai gaya hidup ini sekaligus mengajak kita untuk kembali mengenal Indonesia lebih jauh.

Apa pengalaman paling berkesan bagi Ramon selama berkeliling Indonesia?

Waktu saya di Labuhan Bajo (Flores) saya berjumpa dengan empat mahasiswa dari Inggris. Mereka sedang membersihkan sampah-sampah di pantai. Ketika saya bertanya kenapa mereka melakukan itu, mereka justru kaget karena menurut mereka pantai seperti ini adalah “surga” dan harus dijaga. Mereka juga melibatkan remaja setempat dengan kontes banyak-banyakan memungut sampah dan ada hadiahnya. Orang asing saja begitu tinggi kepeduliannya, lalu kenapa kita tidak?

Kira-kira, apa yang sudah Ramon berikan untuk pariwisata Indonesia?

Saya sendiri merasa masih harus banyak belajar sebenarnya. Meskipun saya sudah pernah keliling Indonesia, tapi bagi saya itu belum cukup. Masih banyak yang belum saya kunjungi dan saya pelajari di negeri ini. Di atas saya pasti masih ada yang lebih baik lagi.

Pesan untuk para traveler Indonesia?

Jika ada waktu, cobalah untuk traveling dengan kendaraan darat atau laut kelas ekonomi saat traveling di Indonesia. Di situlah akan kamu temukan Indonesia yang sesungguhnya.

2 tanggapan untuk “Mengenal Indonesia Bersama Ramon Tungka

Tinggalkan komentar